• Tetun
  • Bahasa Indonesia
  • English
  • Português
  • Login
No Result
View All Result
Media ONE Timor
Jumat, 13 Juni 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Opini
  • Politik
  • Beranda
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Opini
  • Politik
No Result
View All Result
Media ONE Timor
No Result
View All Result
Home Opini

Gembala Terakhir Di Hari Paskah

by Suzana Cardoso
30/04/2025
in Opini
0
Gembala Terakhir Di Hari Paskah
29
SHARES
38
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Syafinuddin Al-Mandari

(Ketua Umum PB HMI 2001-2003) 

(www.mediaonetimor.co) – Dalam sejarah panjang kekristenan, ada momentum-momentum yang terasa bukan hanya sakral, melainkan juga sangat simbolik, seolah langit dan bumi berdialog dalam senyap.

Wafatnya Paus Fransiskus pada hari raya Paskah bukan sekadar peristiwa duka, tapi juga sebuah pesan spiritual yang kuat: bahwa ia, Sang Gembala Utama Gereja Katolik, telah menyelesaikan tugas sucinya dalam menuntun umat kepada fajar kebangkitan, dan kini tiba gilirannya untuk pulang kepada Tuhan yang ia cintai seumur hidupnya.

Paskah adalah pusat dari iman Kristiani, hari ketika umat percaya merayakan kebangkitan Yesus dari kematian—simbol kemenangan kasih atas dosa, harapan atas keputusasaan. Di hari itulah, Paus Fransiskus mengakhiri perziarahan duniawinya. Bukan sebelum, bukan sesudah, melainkan tepat saat dunia Kristiani merayakan hidup baru. Sebuah penutup yang agung, seolah Paus menjadi penanda hidup: ia datang untuk menghidupi Injil, dan pulang setelah memastikan umat menyambut terang kebangkitan.

Sebagai seorang pemimpin Gereja, Paus Fransiskus tidak hanya membawa reformasi struktural dan doktrinal, tetapi juga membumikan Injil dalam narasi-narasi kemanusiaan yang universal. Dari langkah-langkah kecilnya menyapa para migran, mengunjungi narapidana, memeluk kaum terlupakan, hingga pesannya tentang bumi sebagai rumah bersama umat manusia—semuanya menegaskan bahwa iman tidak pernah jauh dari kemanusiaan. Dalam pidato-pidatonya, Paus sering mengutip Santo Fransiskus dari Assisi, pelindungnya, sebagai simbol kesederhanaan dan kasih kepada semua makhluk. Dan seperti Santo itu, Paus Fransiskus memilih hidup bersahaja di tengah istana Vatikan.

Wafatnya di hari Paskah bukan sekadar kebetulan. Seperti kata teolog Hans Urs von Balthasar, “Kekudusan adalah keindahan yang tak dapat disangkal, dan hidup yang dilayani oleh kasih akan menemukan waktunya sendiri untuk berpulang.” Maka ketika Paus wafat tepat di hari raya kebangkitan, kita seperti diingatkan bahwa hidupnya adalah pelayanan kasih yang paripurna. Ia tidak mati dalam kekalahan, tapi dalam kemenangan iman.

Tokoh Muslim seperti Fazlur Rahman pernah menyatakan bahwa “agama yang besar adalah yang mampu melahirkan keinsafan etis yang melintasi batas sektarian.” Paus Fransiskus, dalam berbagai seruannya, telah menunjukkan bagaimana kasih dapat menjangkau lintas batas agama, ras, dan bangsa. Ia membuka pintu-pintu dialog antariman bukan dengan kecemasan teologis, tetapi dengan keberanian moral dan kelembutan spiritual. Ia lebih memilih menjembatani daripada membatasi.

Sosiolog Zygmunt Bauman menulis tentang “moralitas sebagai tanggapan kita terhadap kehadiran sesama.” Dalam semangat ini, Paus Fransiskus menghidupi imannya sebagai moralitas yang menjawab penderitaan dunia. Dan kini, di hari ketika umat Kristen di seluruh dunia berseru “Kristus telah bangkit!”, Paus memilih untuk diam, menanggalkan jubah duniawinya, dan mengikuti Tuhannya—dengan tubuh yang wafat, tetapi warisan yang hidup.

Kematian Paus Fransiskus bukan hanya penutup sebuah kepemimpinan. Ia adalah pesan transenden tentang bagaimana hidup yang dijalani dalam cinta akan berakhir dalam cahaya. Seolah ia berkata kepada dunia: “Aku telah menyertai kalian hingga Paskah, kini biarkan aku pulang.”

Selamat jalan, Paus Fransiskus. Engkau telah menyala bagi dunia. Kini biarkan terang Paskah menyambutmu pulang.#RIP#pausfransiskus(Asesu Youtube–https://www.youtube.com/@Media1Timor/Facebook- https://www.facebook.com/Media1Timor/Iha moos Kursu Jornalizmu no Lian Inglesh)

Tags: Gembala TerakhirHari PaskahKristus telah bangkit
Suzana Cardoso

Suzana Cardoso

Related Posts

No Content Available

Discussion about this post

TRENDING.

  • Regulasi Baru Farmasi: Menjamin Kesehatan dan Transparansi di Timor-Leste

    Tantangan dan Harapan dalam Implementasi Undang-Undang Karier Profesional Kesehatan di Timor-Leste

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
Juni 2025
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  
« Apr    
Media ONE Timor

Ave Nicolao Lobato, Fatuhada, Dili, Timor-Leste

  • About us
  • Contact
  • Redasaun

© 2022 - All Rights Reserved. Media One Timor - Hosted by Kalohan.NET.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Opini
  • Politik

© 2022 - All Rights Reserved. Media One Timor - Hosted by Kalohan.NET.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

CONVITE PARA APRESENTAÇÃO DE PERFIS EMPRESARIAIS E CONSTITUIÇÃO DE
BASE DE DADOS DE POTENCIAIS FORNECEDORES PARA O PROJETO “ENHANCING
EARLY WARNING SYSTEMS TO BUILD GREATER RESILIENCE TO HYDRO-
METEOROLOGICAL HAZARDS IN TIMOR-LESTE”